Blitar, Detiktimes.com – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Blitar pada Selasa (8/4/2025) menyebabkan halaman rumah warga di Lingkungan Ngambak, Kelurahan Beru, Kecamatan Wlingi, ambles secara tiba-tiba. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung membuat warga sekitar panik. Tanah ambles dengan kedalaman mencapai empat meter dan membentuk lubang besar di depan rumah warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto, mengonfirmasi bahwa curah hujan tinggi menjadi pemicu utama. Ia menjelaskan bahwa air sungai di sebelah rumah korban meluap dan mengikis tanah di sekitarnya. Proses pengikisan berlangsung cepat dan menyebabkan amblesan parah.
“Hujan deras berlangsung sejak siang sampai sore. Debit sungai naik tajam. Aliran airnya mengikis tanah di sekitar bantaran hingga akhirnya tanah di halaman rumah itu ambles,” kata Ivong saat dihubungi pada Kamis (10/4/2025).
Lubang Besar Ancam Struktur Rumah
BPBD mencatat ukuran lubang mencapai empat meter panjangnya, tiga meter lebarnya, dan kedalamannya sekitar empat meter. Lubang tersebut muncul persis di halaman depan rumah warga. Ivong menyebut amblesan ini bisa membahayakan bangunan utama jika tidak segera ditangani.
“Tanahnya sudah mulai mengarah ke fondasi bangunan. Kalau hujan deras kembali turun, bagian dalam rumah bisa ikut tergerus,” ujarnya.
BPBD menyarankan agar pemilik rumah segera memindahkan barang-barang penting. Mereka juga merekomendasikan agar penghuni rumah mengungsi sementara jika cuaca ekstrem kembali terjadi.
Tindakan Cepat BPBD
Tim BPBD langsung datang ke lokasi tak lama setelah menerima laporan. Petugas segera memasang garis peringatan dan rambu pengaman di sekitar lubang. Mereka ingin memastikan tak ada warga yang mendekat ke area ambles demi keselamatan.
“Kami pasang tanda batas. Warga sudah kami imbau untuk tidak mendekati lokasi. Tanahnya masih labil,” tegas Ivong.
Selain itu, BPBD juga melakukan pemantauan lanjutan. Mereka mengecek kondisi tanah di sekitar lokasi dan memeriksa aliran sungai. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi amblesan susulan jika hujan turun kembali.
Ancaman Bencana Hidrometeorologi
Kejadian ini menambah daftar bencana hidrometeorologi yang terjadi di awal April. BMKG mencatat bahwa bulan ini masuk masa peralihan musim. Wilayah Blitar menjadi salah satu daerah yang berisiko tinggi karena kontur tanah dan posisi geografis yang dekat dengan sungai dan perbukitan.
Ivong meminta warga yang tinggal di daerah rawan untuk selalu waspada. Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar.
“Bencana seperti longsor, banjir, angin kencang, dan petir bisa terjadi kapan saja. Apalagi di masa pancaroba ini. Warga jangan lengah,” ujar Ivong.
Masyarakat Diminta Proaktif
Selain imbauan kewaspadaan, BPBD juga mengajak masyarakat untuk lebih proaktif. Jika warga melihat tanda-tanda longsor seperti retakan tanah, aliran air tak biasa, atau pohon mulai miring, mereka harus segera melapor ke pihak berwenang.
BPBD menjamin akan menindaklanjuti setiap laporan yang masuk. Mereka menyiapkan tim siaga bencana yang selalu siap turun ke lokasi. Ivong menegaskan, laporan dini bisa mencegah korban jiwa dan kerusakan yang lebih besar.
“Kalau ada tanda-tanda tanah bergerak atau retak, laporkan saja. Kami siap tindak lanjuti. Jangan tunggu sampai kejadian,” ucapnya.
Rencana Penanganan Jangka Panjang
Pemerintah daerah juga merencanakan evaluasi sistem drainase dan struktur tanah di wilayah rawan. Mereka akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk melakukan pemetaan dan mitigasi risiko. Evaluasi ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Daerah dekat sungai atau lereng perbukitan akan kami prioritaskan. Pemeriksaan ini akan kami lakukan bertahap,” jelas Ivong.
Kesimpulan
Peristiwa amblesnya halaman rumah warga di Wlingi menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Cuaca ekstrem tidak hanya memicu banjir, tetapi juga bisa menyebabkan longsor dan kerusakan struktural pada bangunan. BPBD meminta masyarakat untuk selalu waspada, melapor jika ada tanda bahaya, dan mematuhi imbauan keselamatan.
Musim hujan belum berakhir. Ancaman masih nyata. Keselamatan warga adalah prioritas utama.