Jakarta, Detiktimes.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan komitmen kuat pemerintah dalam membantu rakyat Palestina, khususnya korban konflik di Gaza. Dalam pernyataan resminya pada Rabu, 9 April 2025, Prabowo menegaskan kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke tanah air.
Langkah ini merupakan bentuk kepedulian kemanusiaan Indonesia yang konsisten, terutama sejak Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Kini, sebagai Presiden, ia menyampaikan bentuk bantuan yang lebih konkret. Salah satunya dengan pengiriman pesawat evakuasi dan membuka pintu bagi warga Gaza yang terluka, trauma, serta anak-anak yatim piatu.
Evakuasi Gelombang Pertama untuk 1.000 Korban
Prabowo menyebut bahwa Indonesia siap memulai evakuasi dengan target awal 1.000 warga Gaza. Prioritas diberikan kepada mereka yang paling rentan, seperti korban luka, anak-anak yatim, serta mereka yang mengalami trauma psikologis berat akibat konflik berkepanjangan.
“Kami siap evakuasi mereka yang luka-luka, yang trauma, dan anak-anak yatim piatu. Siapa pun boleh, jika pemerintah Palestina dan pihak terkait menyetujui. Kami akan kirim pesawat-pesawat untuk menjemput mereka,” ujar Prabowo.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui siaran pers resmi di kanal YouTube Sekretariat Presiden, dan langsung mendapat sorotan dari berbagai pihak, baik dalam negeri maupun internasional.
Evakuasi Bersifat Sementara
Presiden juga menjelaskan bahwa rencana evakuasi ini bersifat sementara. Tujuannya adalah untuk memulihkan kondisi fisik dan mental para korban sebelum mereka kembali ke kampung halaman saat situasi di Gaza membaik.
“Kami pastikan evakuasi ini dilakukan atas persetujuan semua pihak. Mereka akan berada di Indonesia hanya sampai pulih. Setelah itu, jika kondisi memungkinkan, mereka akan kembali ke daerah asal,” jelasnya.
Langkah ini tidak hanya menekankan sisi kemanusiaan, tetapi juga menghormati kedaulatan Palestina dengan tetap menjadikan Gaza sebagai tanah air para korban.
Bentuk Konkret Komitmen Indonesia
Evakuasi ini menjadi bukti nyata dukungan Indonesia terhadap Palestina. Menurut Prabowo, pemerintah terus berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk utusan Palestina dan organisasi internasional. Mereka terus meminta Indonesia mengambil peran aktif dalam penyelesaian krisis.
“Kami terus dihubungi, baik lewat utusan langsung maupun melalui telepon. Banyak yang ingin tahu kesiapan Indonesia dalam membantu penyelesaian konflik Gaza,” ucap Prabowo.
Langkah ini sejalan dengan prinsip luar negeri Indonesia yang konsisten membela kemerdekaan Palestina dan menolak segala bentuk penjajahan.
Bukan Masalah Ringan, Tapi Indonesia Siap
Prabowo mengakui bahwa persoalan Gaza adalah isu berat dan kompleks. Namun, ia menekankan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam dalam menghadapi tragedi kemanusiaan ini.
“Ini persoalan yang rumit dan tidak ringan. Tapi komitmen kita pada keselamatan rakyat Palestina mendorong kita untuk bergerak. Indonesia tidak akan tinggal diam,” tegas Presiden.
Pernyataan ini mencerminkan tekad pemerintah dalam memperluas peran Indonesia sebagai negara yang aktif di panggung diplomasi kemanusiaan dunia.
Rencana yang Sudah Lama Disiapkan
Rencana evakuasi ini bukan hal baru bagi Prabowo. Sejak masih menjabat Menhan, ia sudah menyiapkan berbagai langkah bantuan untuk Palestina. Bahkan saat itu, Indonesia telah menyiapkan tim medis dan logistik untuk dikirim ke Gaza.
“Sudah kami siapkan sejak lama. Tapi tentunya harus melihat kesiapan di lapangan,” katanya saat diwawancarai pada Juni 2024 lalu.
Meski pelaksanaannya baru memungkinkan sekarang, hal ini menunjukkan bahwa komitmen tersebut bukan reaksi spontan, melainkan strategi jangka panjang.
Harapan Baru Bagi Korban Gaza
Bagi para korban konflik di Gaza, evakuasi ke Indonesia bisa menjadi secercah harapan. Bukan hanya bantuan fisik, tetapi juga dukungan moral dan politik yang kuat dari negara sahabat. Rencana ini juga membuka peluang bagi kerja sama lebih luas antarnegara dalam upaya mengakhiri krisis kemanusiaan di Timur Tengah.
Indonesia, dengan posisi diplomatiknya yang netral namun tegas, diharapkan dapat menjadi jembatan perdamaian yang efektif. Melalui aksi nyata seperti ini, Indonesia tak hanya bersuara, tapi juga bertindak.
Penutup
Rencana evakuasi 1.000 warga Gaza oleh pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa komitmen kemanusiaan bukan hanya sekadar retorika. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia mempertegas posisinya sebagai negara yang aktif dalam menyuarakan dan mewujudkan perdamaian.
Bukan hanya membantu, tapi juga memulihkan harapan. Dunia sedang menanti tindakan nyata, dan Indonesia sudah memulainya.