Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Berita

IHSG Anjlok 7,9% pada 8 April 2025, Ditutup di Zona 5.900-an Usai Sempat Trading Halt

12
×

IHSG Anjlok 7,9% pada 8 April 2025, Ditutup di Zona 5.900-an Usai Sempat Trading Halt

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Jakarta, Detiktimes – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan tajam pada penutupan perdagangan Selasa, 8 April 2025. Indeks anjlok sebesar 7,9% dan berakhir di level 5.996,14, melemah 514,47 poin dari sesi sebelumnya. Koreksi ini menjadikan IHSG kembali ke zona 5.900-an, level yang terakhir disentuh beberapa bulan lalu.

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa sebanyak 672 saham ditutup melemah, hanya 30 saham yang mampu menguat, dan 95 lainnya stagnan. Aktivitas perdagangan tergolong tinggi, dengan nilai transaksi mencapai Rp 20,41 triliun dari 22,65 miliar lembar saham yang berpindah tangan melalui 1,43 juta kali transaksi.

Example 300x600

Sektor-Sektor Berguguran

Merujuk data dari Refinitiv, seluruh sektor dalam bursa tercatat berada di zona merah. Sektor utilitas mencatat koreksi paling dalam, dengan penurunan mencapai 11,98%. Sektor real estate turut menyusul dengan koreksi sebesar 9,53%, sementara sektor bahan baku tertekan hingga 8,63%. Diikuti sektor finansial dengan penurunan 7,84% dan teknologi yang ambles 7,47%.

Kinerja sektor perbankan menjadi kontributor terbesar terhadap penurunan indeks hari ini. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyumbang penurunan sebesar -62,96 poin terhadap IHSG. Disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang turut menekan indeks hingga -47,33 poin dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar -29,27 poin.

Sempat Terjadi Trading Halt

Kondisi pasar yang sangat volatil bahkan memicu terjadinya trading halt di awal sesi perdagangan pertama. Mekanisme circuit breaker ini diaktifkan setelah IHSG terkoreksi lebih dari 5%, dengan tujuan memberikan waktu jeda agar pelaku pasar dapat menyesuaikan strategi dan menstabilkan psikologis perdagangan.

Setelah jeda tersebut, pasar tampaknya mulai merespons perbaikan sentimen dari bursa global, terutama dari kawasan Asia dan Amerika Serikat. Hal ini membantu IHSG memangkas sebagian kerugiannya, meski tetap ditutup dalam zona merah yang dalam.

Pengaruh Sentimen Global

Pelemahan tajam IHSG kali ini tidak lepas dari pengaruh kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang pekan lalu mengumumkan penerapan tarif baru terhadap berbagai produk impor. Langkah tersebut menimbulkan gejolak di pasar global, dengan bursa-bursa utama di Amerika dan Eropa mengalami koreksi signifikan.

Namun, karena Indonesia tengah menjalani libur panjang, IHSG tidak langsung terpengaruh oleh gejolak tersebut. Akibatnya, dampak kebijakan itu baru benar-benar terserap ke pasar Indonesia pada hari ini. Selain pasar saham, nilai tukar rupiah dan pasar obligasi juga menunjukkan tekanan signifikan.

Kondisi Bursa Global

Sementara pasar dalam negeri mengalami tekanan hebat, bursa Asia dan Amerika Serikat mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Di Amerika Serikat, bursa Wall Street menutup perdagangan dengan hasil yang beragam pada Senin malam waktu setempat. Penurunan tajam yang terjadi pada Kamis dan Jumat pekan lalu mulai tertahan.

Di kawasan Asia-Pasifik, mayoritas indeks utama mengalami penguatan. Indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 2,27% dan ditutup pada level 7.510. Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 6,03% menjadi 33.012,58, sedangkan indeks Topix menguat 6,26% ke level 2.432,02.

Bursa Korea Selatan juga mengalami kenaikan, dengan indeks Kospi naik tipis 0,26% ke level 2.334,23 dan indeks Kosdaq yang berisi saham kapitalisasi kecil naik 1,1% ke level 658,45. Indeks Hang Seng Hong Kong bangkit 1,51% ke posisi 20.127,68, sementara indeks Hang Seng Tech melejit hingga 4,49%.

Namun, sehari sebelumnya, Hong Kong mencatatkan penurunan satu hari terbesar sejak 1997, dengan koreksi lebih dari 13% dalam satu hari. Hal ini menunjukkan betapa tingginya ketidakpastian yang masih membayangi pasar regional.

Prospek dan Tantangan Ke Depan

Analis memproyeksikan bahwa dalam beberapa hari ke depan, pasar Indonesia masih akan dibayangi volatilitas tinggi. Ketidakpastian dari kebijakan luar negeri, pergerakan dolar AS, serta potensi kenaikan suku bunga global menjadi faktor risiko utama. Selain itu, sentimen domestik menjelang musim rilis laporan keuangan kuartal I-2025 juga akan memengaruhi arah IHSG.

Meskipun demikian, koreksi tajam hari ini juga membuka peluang akumulasi bagi investor jangka panjang, terutama terhadap saham-saham fundamental kuat yang terkena koreksi harga berlebihan. Namun investor tetap diimbau untuk melakukan analisis secara cermat dan tidak terpancing kepanikan.

Kesimpulan

Penurunan IHSG hingga 7,9% pada perdagangan 8 April 2025 menjadi pengingat akan betapa kuatnya pengaruh sentimen global terhadap pasar modal domestik. Dengan bursa global yang mulai menunjukkan pemulihan, harapan akan rebound IHSG tetap terbuka, meski risiko eksternal masih mengintai. Pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan memperhatikan arah pergerakan pasar internasional dalam menentukan strategi investasi selanjutnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *