Jember, Jawa Timur – Seorang bocah perempuan berusia 9 tahun, Elisatul Hasanah, warga Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa, Jember, dilaporkan hanyut di aliran selokan desa setempat pada Senin (24/2/2025) sore. Bocah kelas 3 SD itu terseret arus saat bermain hujan-hujanan bersama teman-temannya. Hingga saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian untuk menemukan korban.
Kronologi Kejadian
Kapolsek Arjasa, AKP Agus Sutriyono, menjelaskan bahwa peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, Elisatul tengah bermain hujan bersama teman-temannya di sekitar selokan yang melintasi desa mereka. Ketika berhenti untuk buang air kecil di dekat selokan, ia kehilangan keseimbangan, terpeleset, dan jatuh ke dalam aliran air.
“Korban terjatuh ke dalam selokan saat buang air kecil. Teman-temannya sempat berusaha menolongnya, tetapi tidak berhasil. Mereka kemudian segera memberitahukan kejadian ini kepada ibu korban,” ungkap AKP Agus dalam keterangannya.
Kondisi Selokan Saat Kejadian
Saat insiden terjadi, hujan deras mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan volume air di selokan meningkat drastis. Ketinggian air di selokan mencapai sekitar 70 sentimeter dengan arus yang cukup deras, sehingga cukup berbahaya bagi anak-anak yang bermain di sekitarnya. Selokan itu sendiri memiliki lebar 77 sentimeter dan kedalaman sekitar 75 sentimeter.
Selokan tersebut bermuara ke sungai kecil yang oleh warga setempat disebut “curah,” sebelum akhirnya mengarah ke sungai besar, yakni Sungai Kemuning Lor. Karena arus yang kuat, dikhawatirkan tubuh korban telah terbawa lebih jauh ke aliran sungai tersebut.
Upaya Pencarian Korban
Sejak laporan kehilangan diterima, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, kepolisian, serta warga setempat segera dikerahkan untuk melakukan pencarian. Hingga saat ini, upaya pencarian masih terus berlangsung.
“Korban terakhir terlihat mengenakan baju berwarna kuning. Saat ini, keluarga, warga, serta tim pencarian masih berusaha menemukan korban,” tambah AKP Agus.
Tim SAR memfokuskan pencarian di sepanjang aliran selokan dan muara sungai kecil tempat selokan bermuara. Sejumlah metode pencarian dilakukan, termasuk penyisiran manual serta penggunaan alat bantu pencarian di perairan.
Warga setempat juga turut membantu pencarian dengan menyisir sepanjang aliran sungai secara manual menggunakan peralatan sederhana seperti bambu dan jaring. Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda keberadaan korban.
Imbauan kepada Masyarakat
Masyarakat setempat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya saat hujan deras, terutama di sekitar aliran air yang berarus deras. Pihak kepolisian juga mengimbau orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak, terutama saat bermain di luar rumah dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Kami mengingatkan para orang tua agar selalu mengawasi anak-anaknya, terutama saat musim hujan. Kejadian seperti ini bisa terjadi kapan saja jika tidak ada pengawasan yang cukup,” ujar AKP Agus.
Warga sekitar juga diimbau untuk tidak mendekati aliran air yang deras saat hujan deras turun. Selain itu, penting untuk mengenali daerah rawan banjir dan menghindari aktivitas yang berisiko di lokasi-lokasi tersebut.
Harapan Keluarga
Keluarga Elisatul Hasanah sangat berharap korban dapat segera ditemukan dalam kondisi apa pun. Pihak keluarga terus mengikuti perkembangan pencarian dan meminta bantuan dari berbagai pihak untuk mempercepat proses pencarian.
“Kami hanya bisa berharap anak kami segera ditemukan. Kami sangat khawatir dan berharap ada kabar baik dalam waktu dekat,” ujar salah satu anggota keluarga korban dengan nada penuh harap.
Hingga berita ini diturunkan, pencarian terhadap Elisatul Hasanah masih terus dilakukan dengan harapan korban dapat segera ditemukan. Tim SAR dan warga akan terus bekerja keras melakukan penyisiran hingga menemukan bocah malang tersebut.