Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Kesehatan

Penguatan Layanan Kesehatan Jiwa Melalui Pemberdayaan Kader Posyandu Jiwa di Kota Blitar

62
×

Penguatan Layanan Kesehatan Jiwa Melalui Pemberdayaan Kader Posyandu Jiwa di Kota Blitar

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Blitar – Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang (Polkesma) melalui program D-3 Keperawatan Blitar melaksanakan pengabdian masyarakat. Kegiatan bertema Pemberdayaan Kader Posyandu Jiwa Kota Blitar ini diselenggarakan di aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar. Program ini diikuti oleh berbagai pihak, antara lain tim dosen Polkesma, Dinkes Kota Blitar, serta kader kesehatan dari Kecamatan Sukorejo, Sananwetan, dan Kepanjenkidul.

Tujuan Utama Pengabdian Masyarakat

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader posyandu jiwa mengenai deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan penanganannya. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Blitar, dr. Dissie Laksmonowati Arlini, menegaskan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak sangat penting. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama terkait pencegahan dan pengendalian penyakit. Menurut dr. Dissie, “Deteksi dini akan memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efektif, sehingga yang sehat tetap sehat, sementara yang sakit bisa sembuh tanpa komplikasi.”

Example 300x600

Transformasi Posyandu Menuju Pelayanan Kesehatan Terintegrasi

Kegiatan ini juga menjadi kontribusi penting dalam perencanaan program Penyakit Tidak Menular (PTM). Sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), posyandu di masa depan akan lebih terintegrasi ke dalam sistem pelayanan kesehatan primer (ILP). Hal ini berarti, kader posyandu tidak hanya terfokus pada satu bidang, tetapi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. “Kader kesehatan akan diintegrasikan menjadi satu kesatuan yang memiliki pengetahuan lintas bidang,” ujar dr. Dissie.

Penting untuk dicatat bahwa kesehatan jiwa tidak dapat dipisahkan dari masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penanggulangan masalah kesehatan jiwa harus melibatkan berbagai elemen masyarakat secara terpadu.

Focus Group Discussion (FGD): Solusi dan Tantangan dalam Pengelolaan Posyandu Jiwa

Sebagai bagian dari kegiatan ini, diadakan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pengelola posyandu jiwa dari berbagai kecamatan. Dalam diskusi ini, para peserta berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan posyandu jiwa. Mereka juga mendiskusikan solusi-solusi untuk meningkatkan efektivitas posyandu jiwa di Kota Blitar. Diskusi ini bertujuan untuk menghasilkan modul pelaksanaan posyandu jiwa yang lebih baik di masa depan. Selain itu, FGD juga memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya kolaborasi dalam penanganan kesehatan jiwa.

Selama diskusi, peserta juga menyadari pentingnya dukungan dari keluarga, tokoh masyarakat, dan pejabat setempat untuk individu yang mengalami gangguan jiwa. “Dukungan dari lingkungan sekitar sangat penting agar penderita gangguan jiwa merasa diterima dan mendukung proses pemulihan mereka,” jelas dr. Dissie.

Pelatihan Terapi Aktivitas dan Edukasi dengan Wayang

Setelah FGD, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) dan terapi okupasi. Pada sesi pelatihan ini, para kader diajarkan cara menangani pasien dengan gangguan jiwa menggunakan teknik-teknik intervensi yang praktis. Beberapa materi yang disampaikan meliputi cara melakukan restrain dengan aman, mengontrol perilaku kekerasan, serta menangani halusinasi pada pasien. Para kader juga dilatih untuk meningkatkan harga diri pasien yang mengalami depresi atau rendahnya harga diri.

Sebagai bagian dari pelatihan, para kader juga diberi pemahaman mengenai cara-cara edukasi dengan menggunakan alat bantu yang menarik, seperti wayang. Wayang digunakan untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya pengobatan dan mengurangi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dengan demikian, diharapkan kader dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam posyandu jiwa masing-masing wilayah.

Data ODGJ dan Harapan Masa Depan

Menurut data per Desember 2023, jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Blitar mencapai 290 orang. Rinciannya adalah 99 orang di Kecamatan Sukorejo, 112 orang di Kecamatan Sananwetan, dan 79 orang di Kecamatan Kepanjenkidul. Program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam mengelola kesehatan jiwa di Kota Blitar.

Kolaborasi yang baik antara berbagai pihak akan menciptakan lingkungan yang lebih peduli dan responsif terhadap masalah kesehatan jiwa. Hal ini juga akan mendukung pemulihan bagi individu yang membutuhkan perawatan.

Sinergi untuk Masa Depan Kesehatan Jiwa di Blitar

Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, Kota Blitar diharapkan bisa menjadi kota yang lebih peduli terhadap kesehatan jiwa. Dengan demikian, para pengidap gangguan jiwa akan mendapatkan perawatan yang lebih baik dan terintegrasi. Program pengabdian ini menjadi langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap kesehatan jiwa, serta mendukung upaya pemulihan bagi mereka yang membutuhkan perhatian lebih.

Dengan harapan tersebut, kegiatan ini bukan hanya memberikan dampak positif bagi kesehatan jiwa di Kota Blitar, tetapi juga menjadi model bagi daerah lainnya dalam meningkatkan kesadaran dan kualitas pelayanan kesehatan jiwa.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *