Pamekasan – Insiden penikaman terjadi di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan, pada Selasa (19/11). Hasbullah (49), warga setempat, nekat menikam Subairi, yang tidak lain adalah iparnya sendiri, setelah keduanya terlibat perselisihan. Penyebabnya cukup sepele, yaitu suara motor yang digas oleh korban saat melintas di dekat pelaku.
Kejadian bermula ketika Hasbullah sedang mengasah pisau di depan rumahnya untuk keperluan menyembelih ayam. Di saat yang bersamaan, Subairi melintas dengan sepeda motornya dan menggeber gas di dekat pelaku. Hal tersebut membuat Hasbullah merasa tidak terima.
Amarah yang tak tertahankan membuat Hasbullah langsung menghampiri Subairi dengan membawa pisau dapur. Tanpa berpikir panjang, ia menikam korban hingga mengenai pelipis sebelah kiri.
Penikaman Diduga Bermotif Dendam
Kapolsek Larangan, Iptu M. Kadarisman, menjelaskan bahwa Hasbullah diduga menyimpan dendam lama terhadap Subairi. Namun, polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif pasti di balik aksi nekat tersebut.
“Pelaku merasa terkejut dan emosi. Ia lalu menghampiri korban sambil membawa pisau dapur dan secara refleks menikamnya. Tikaman itu mengenai pelipis kiri korban,” jelas Iptu Kadarisman.
Sebelum penikaman terjadi, Hasbullah dan Subairi sempat terlibat cekcok mulut. Ketegangan di antara mereka akhirnya memuncak menjadi tindakan kekerasan.
Akibat tikaman tersebut, Subairi mengalami luka serius di bagian pelipis. Ia segera dilarikan ke RSUD dr H Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan untuk mendapatkan perawatan intensif.
Korban Hampir Membalas, tetapi Dihentikan Warga
Menurut saksi mata, setelah insiden penikaman, Subairi sempat berniat membalas dengan mencari senjata berupa celurit. Namun, niat tersebut berhasil dicegah oleh beberapa warga yang langsung melerai keduanya. Hal itu mencegah aksi balas dendam yang lebih besar terjadi.
“Korban sempat ingin mengambil celurit untuk membalas pelaku. Tapi untungnya beberapa orang terdekat langsung menghentikannya, sehingga situasi tidak semakin parah,” ujar salah satu warga Desa Blumbungan.
Sementara itu, seorang saksi lain mengaku tidak mengetahui secara pasti akar permasalahan antara kedua belah pihak. Namun, ia menyebut hubungan antara Hasbullah dan Subairi memang sudah tegang sebelumnya.
Pelaku Serahkan Diri ke Polisi
Usai insiden tersebut, Hasbullah memutuskan untuk menyerahkan diri ke Polsek Larangan. Saat ini, polisi masih memproses kasus ini dan mendalami kemungkinan adanya latar belakang lain yang melatarbelakangi penikaman tersebut.
Iptu Kadarisman menegaskan bahwa tindakan kekerasan seperti ini tidak dapat dibenarkan, meskipun ada perselisihan di antara keduanya. Pelaku kini sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Korban Dirujuk ke Surabaya untuk Penanganan Lanjutan
Kabid Pelayanan Medik RSUD Smart Pamekasan, dr. Yosi Nugrahaini, menjelaskan bahwa korban tiba di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit sekitar pukul 09.00 pagi. Setelah mendapat perawatan awal, kondisi Subairi sudah stabil dan sadar penuh. Namun, pihak medis memutuskan untuk merujuknya ke rumah sakit di Surabaya demi tindakan lebih lanjut.
“Pasien mengalami luka serius di pelipis kiri. Saat tiba di IGD, ia langsung mendapatkan penanganan awal. Kondisinya sudah sadar penuh, tetapi akan dirujuk ke Surabaya untuk perawatan lebih lanjut,” ujar dr. Yosi.
Selain itu, pihak kepolisian turut mendampingi korban selama proses perawatan di rumah sakit untuk memastikan situasi tetap kondusif.
Imbauan untuk Menahan Emosi
Kasus ini menjadi pengingat penting akan dampak buruk dari tindakan yang didasari oleh emosi sesaat. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk menyelesaikan masalah secara damai dan tidak melakukan kekerasan.
“Kami mengajak semua pihak untuk lebih bijak dalam mengelola emosi. Tindakan kekerasan seperti ini tidak hanya melukai pihak lain, tetapi juga membawa konsekuensi hukum bagi pelakunya,” pungkas Iptu Kadarisman.
Kasus penikaman ini kini menjadi perhatian serius di Desa Blumbungan. Polisi berjanji akan menuntaskan penyelidikan dengan adil agar permasalahan ini tidak berkembang menjadi konflik yang lebih luas.