Blitar – Program “gaji” puluhan juta untuk petani milenial yang digagas Menteri Pertanian masih menunggu juknis dari pemerintah pusat. Program ini bertujuan menarik lebih banyak generasi milenial untuk bekerja di sektor pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Pemerintah Kota Blitar kini menunggu juknis resmi terkait mekanisme pelaksanaan program tersebut. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, Dewi Masitoh, mengatakan pihaknya belum menerima juknis dari kementerian terkait. Setelah itu, Pemkot Blitar akan segera menyosialisasikan program tersebut kepada masyarakat.
“Kami menunggu petunjuk teknis dari pusat, kemudian kami akan sosialisasikan aturan dan cara bergabung,” kata Dewi, Rabu (13/11/2024).
Dewi menambahkan bahwa petani milenial di Kota Blitar masih sedikit, sekitar 5-10 persen dari 2.266 petani terdaftar. Program ini diharapkan memperluas partisipasi generasi muda di sektor pertanian dengan pendekatan teknologi modern.
“Generasi milenial bisa memanfaatkan lahan terbatas atau ruang kosong untuk menanam sayuran,” ujar Dewi.
Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar, Nuhan Eko Wahyudi, menyambut baik program ini. Ia berharap OPD terkait dapat memberikan edukasi dan motivasi kepada generasi muda untuk memanfaatkan teknologi pertanian.
“Kita perlu edukasi generasi muda agar pertanian lebih efisien dan menguntungkan,” ujar Nuhan.
Nuhan juga menyebutkan bahwa program kelompok wanita tani (KWT) yang ada di Kota Blitar bisa menjadi contoh yang baik bagi milenial. Ia berharap program ini dapat berkontribusi terhadap swasembada pangan di Kota Blitar.
“Program ini penting untuk swasembada pangan dan memberi manfaat bagi masyarakat, terutama generasi muda,” tandasnya.