Candi Sawentar terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kompleks ini terdiri dari dua bangunan, yaitu Candi Sawentar I dan Candi Sawentar II, yang hanya terpisah sekitar 100 meter. Meskipun candi ini berasal dari era Hindu-Buddha, masih terdapat perdebatan di kalangan ahli tentang masa pembangunannya. Sebagian ahli berpendapat bahwa candi ini dibangun pada masa Kerajaan Singasari, sementara yang lain menyebutkan bahwa candi ini berasal dari masa Majapahit.
Dalam Kitab Negarakertagama, Prabu Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang memerintah pada 1350-1389, disebutkan mengunjungi “Lwang Wentar Manguri Blitar” pada tahun 1361. Beberapa ahli menduga bahwa tempat tersebut merujuk pada Candi Sawentar I.
Penemuan dan Penggalian Candi Sawentar I
Candi Sawentar I pertama kali ditemukan pada tahun 1915 oleh Oudheidkundige Dienst, Dinas Purbakala Hindia Belanda. Penggalian kemudian dilakukan untuk mengungkap bangunan candi yang terkubur oleh material erupsi Gunung Kelud. Candi ini memiliki dimensi panjang 9,53 meter, lebar 6,86 meter, dan tinggi 10,65 meter. Terbuat dari batu andesit, arsitektur Candi Sawentar I memiliki kesamaan dengan Candi Kidal di Malang dan Candi Bangkal di Mojokerto.
Selain itu, Candi Sawentar I diperkirakan beraliran Hindu. Hal ini dapat dilihat dari adanya yoni dan relief Garudeya yang ada di bangunannya.
Relief dan Struktur Candi Sawentar I
Struktur Candi Sawentar I terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Di bagian kaki, terdapat relief naga bersayap yang melambangkan “alam bawah”. Di bagian tubuh candi, ada relief kepala kala yang berfungsi untuk mengusir kekuatan jahat. Dinding candi dihiasi dengan pelipit bawah, tengah, dan atas, serta relung-relung yang dulunya digunakan untuk menyimpan arca Hindu seperti Ganesa, Agastya, dan Nandi.
Yoni pada candi ini dihiasi dengan motif Garudeya, yang merupakan kendaraan Dewa Wisnu dalam mitologi Hindu. Di relung tengah, terdapat pahatan Dewa Surya yang sebelumnya dianggap sebagai lambang Surya Majapahit. Motif tersebut menggambarkan lingkaran dengan pancaran sinar, di mana terdapat sosok menunggang kuda dengan telinga panjang dan ekor menjuntai.
Fungsi dan Sejarah Candi Sawentar I
Candi Sawentar I memiliki karakteristik arsitektur yang ramping dan tinggi, yang umum ditemukan pada candi-candi di Jawa Timur pada abad ke-12 hingga ke-13, seperti Candi Kidal. Karena kemiripan arsitektur ini, beberapa ahli berpendapat bahwa Candi Sawentar I dibangun pada masa awal Kerajaan Singasari. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa candi ini berasal dari masa awal berdirinya Kerajaan Majapahit.
Berdasarkan Kitab Negarakertagama, yang mencatat kunjungan Prabu Hayam Wuruk ke Lwang Wentar Manguri Blitar, candi ini diduga digunakan sebagai tempat peristirahatan dan pemujaan. Ahli candi Stutterheim juga menyatakan bahwa relief pada Candi Sawentar I erat kaitannya dengan keagamaan, menunjukkan bahwa candi ini berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu.
Candi Sawentar I merupakan warisan budaya yang sangat berharga, menggambarkan kekayaan sejarah Hindu-Buddha di Jawa Timur. Dengan arsitektur yang indah dan relief-relief penuh makna religius, candi ini tetap relevan dalam kajian arkeologi dan sejarah Hindu-Buddha, sekaligus menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalu.