Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Kesehatan

Pemprov Jatim Intensifkan Upaya Penanggulangan Tuberculosis melalui Evaluasi Mingguan dan Kolaborasi Lintas Sektor

86
×

Pemprov Jatim Intensifkan Upaya Penanggulangan Tuberculosis melalui Evaluasi Mingguan dan Kolaborasi Lintas Sektor

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) serius menanggulangi penyebaran tuberculosis (TBC). Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim melakukan evaluasi mingguan di kabupaten dan kota untuk memantau kasus TBC.

Dr. Farida Cahyani, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jatim, mengungkapkan bahwa indikator penyebaran TBC masih tinggi. Hingga akhir Oktober, dari estimasi 116 ribu kasus, baru teridentifikasi 73 ribu atau sekitar 62 persen, sementara targetnya 90-95 persen.

Example 300x600

“Kami mendorong setiap kabupaten dan kota untuk melakukan evaluasi mingguan agar kinerja pencegahan TBC dapat meningkat. Memutus mata rantai penularan penyakit ini sangat menantang,” ujar Farida setelah membuka Focused Group Discussion (FGD) tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) TBC di The Alana Surabaya, Senin (4/11/2024).

Farida menjelaskan bahwa Dinkes sudah berupaya maksimal mencegah penularan, tetapi tantangan tetap ada. Salah satu kesulitan adalah menemukan kontak pasien terduga TBC, karena banyak yang enggan diperiksa. “Bakteri TBC bisa tidak aktif dan menginfeksi saat daya tahan tubuh menurun,” terangnya.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan organisasi masyarakat dalam penanggulangan TBC. Profesor Ratna Dwi Wulandari, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, menyatakan bahwa banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

“Banyak orang tidak menyadari risiko penularan TBC di sekitar mereka. Ini berbeda dengan COVID-19, yang membuat orang segera bertindak,” ungkap Ratna, fasilitator penyusunan RAD TBC Jatim 2025-2026.

Dia menambahkan, perlu ada sinkronisasi langkah dari berbagai pihak dalam penanggulangan TBC. Penyusunan RAD TBC harus mencakup aspek medis dan edukasi tentang gejala, penularan, pengobatan, dan jaminan sosial untuk penderita.

“Sekarang, kami sedang menyusun RAD TBC untuk 2025-2026 dengan melibatkan hampir semua sektor. Langkah komprehensif ini diharapkan dapat menekan angka penularan dan meningkatkan penemuan kasus, sehingga penderita TBC berkurang. Kami berharap upaya ini mendukung eliminasi TBC pada 2030,” tutup Ratna.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *