Gresik – Sebanyak 82 warga dari berbagai desa di Kabupaten Gresik diduga menjadi korban arisan bodong yang dijalankan RW (53) dari Dusun Brak. Banyak korban merupakan tetangga RW, sebagian besar bekerja sebagai buruh tani dan kuli.
RW berhasil mengumpulkan uang hingga Rp 1,7 miliar dari para korban. Beberapa korban telah melapor ke Polres Gresik. Mereka berasal dari Gresik Utara, termasuk Dusun Brak dan desa lain seperti Bungah, Sekapuk, dan Bolo.
“Kebanyakan korbannya adalah tetangga sendiri, ada yang kuli panggul dan buruh tani,” kata Rohman (40) pada Senin (4/11/2024).
Warga mulai kehilangan kesabaran dan melapor ke polisi. Beberapa peserta terpaksa “gali lubang tutup lubang” untuk memenuhi kebutuhan hidup akibat tindakan RW.
Para korban menunggu lama untuk menarik uang arisan, tetapi justru dihadapkan pada ancaman saat meminta pengembalian dana. Berbulan-bulan berlalu, RW tidak menunjukkan itikad baik untuk mengembalikan uang mereka.
“Arisan dimulai pada 2021 hingga 2024 dengan 141 peserta. Namun, 82 orang belum terbayar,” jelas Nikmarum (55). Ia juga mengajak anaknya untuk ikut arisan.
Ibu rumah tangga ini merasa curiga saat nama mereka tidak kunjung keluar sebagai penerima arisan. “Tiga bulan berlalu tanpa kejelasan. RW bahkan tidak mencicil sama sekali,” ujarnya.
RW menipu banyak tetangganya dengan modus arisan bodong di RT 3/RW 9 Dusun Brak. “Korbannya berasal dari Wadeng, Sekapuk, Petiyin, Bolo, Golokan, Sukun, dan Cangaan. Namun, yang terbanyak dari Dusun Brak,” ungkap Cholid, seorang warga.
Cholid merasa sulit memahami tindakan RW yang tega menipu tetangganya sendiri. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari kepolisian mengenai kasus penipuan ini.