Blitar – Di tengah minimnya perhatian terhadap olahraga sepak takraw di kalangan perempuan, Vitria Maharani dari Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, berhasil mencetak prestasi gemilang. Selama empat tahun terakhir, ia berkomitmen mengikuti pemusatan latihan untuk tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) Ke-XXI yang diadakan di Aceh—Sumatra Utara.
Selama persiapan PON, Vitria jarang pulang ke rumah, hanya kembali saat Hari Raya Idul Fitri dan momen khusus lainnya. Pengorbanan tersebut berbuah manis ketika ia pulang dengan membawa medali emas dan perunggu.
“Saya sempat mengalami cedera lutut sebulan sebelum PON. Namun, saya menjalani perawatan intensif di rumah sakit, bolak-balik untuk fisioterapi setiap hari,” ujarnya.
Kakinya sempat diperiksa dengan MRI yang merekomendasikan operasi. Namun, Vitria memutuskan untuk melanjutkan perawatan jalan dan merasa kondisinya membaik. Untuk mempersiapkan diri menghadapi PON, ia mengikuti program latihan khusus.
Syukurnya, seminggu sebelum pertandingan, kondisi fisiknya mulai membaik. Meskipun masih menggunakan decker dan tapping selama latihan, Vitria tetap semangat.
“Saya berpikir positif bahwa cedera ini bisa pulih. Alhamdulillah, H-7 sebelum pertandingan saya sudah bisa melakukan smash,” tambahnya.
Di PON, Vitria dan Tim Sepak Takraw Putri Jawa Timur sukses meraih medali emas dan perunggu. Dalam perebutan medali emas, mereka menghadapi tim Sulawesi Selatan dan berhasil melewati tantangan tersebut. Prestasi ini menjadi hadiah spesial bagi Vitria, yang baru saja melangsungkan pernikahan seminggu sebelum kompetisi.
“Sangat jarang atlet mendapatkan medali emas pada momen pernikahannya. Persiapan untuk pernikahan ini sudah dilakukan setahun yang lalu,” ungkapnya bangga.
Harapan untuk Masa Depan
Meski telah mengukir prestasi, Vitria belum memiliki rencana untuk melanjutkan kompetisi sepak takraw. Hal ini disebabkan oleh minimnya jumlah pertandingan untuk atlet berusia kepala dua. Vitria tidak dapat berpartisipasi di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur tahun depan karena batasan usia.
Di usia 23 tahun, Vitria masih berharap bisa berkompetisi di PON yang akan datang di NTB pada 2028. Namun, kepastian keikutsertaannya masih belum jelas karena wacana cabang olahraga sepak takraw mungkin tidak diberangkatkan.
Di balik prestasinya, dukungan orang tua terhadap Vitria untuk menjadi atlet sepak takraw awalnya tidak ada, karena dianggap berisiko. Namun, Vitria membuktikan kemampuannya dengan meraih prestasi sejak di sekolah dasar dan terus berkompetisi di luar kota. Bahkan, sebelum PON, ia berhasil membawa pulang medali emas pada Poprov 2023.
“Saya pernah mencoba voli, tetapi persaingannya sangat ketat. Akhirnya saya fokus pada takraw, yang pesertanya tidak banyak. Syukurlah, saya bisa meraih prestasi hingga sekarang,” tutup Vitria.