Blitar – Lahan persawahan di Kota Blitar mengalami penurunan yang signifikan, dengan penyusutan rata-rata mencapai 10 hektare per tahun. Kondisi ini secara langsung memengaruhi hasil produksi pertanian di daerah tersebut.
Menurut data terbaru dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, luas sawah di kota ini pada tahun 2024 tersisa sekitar 980 hektare, sementara pada tahun 2023 luasnya masih 988 hektare. Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh, mengungkapkan bahwa pengalihan fungsi lahan menjadi salah satu penyebab utama penyusutan ini. “Di Kota Blitar, luas lahan persawahan terus berkurang sekitar 10 hektare setiap tahun. Beberapa di antaranya telah dialihfungsikan menjadi bangunan seperti sekolah, kantor, dan perumahan,” ujar Dewi, Sabtu (25/10/2024).
Dampak dari penyusutan lahan sawah ini cukup terasa, terutama pada penurunan produksi pertanian. Salah satu contohnya adalah penurunan hasil produksi padi selama tiga tahun terakhir. Pada 2021, produksi padi di Kota Blitar mencapai 10.053 ton per tahun. Tahun berikutnya, produksi meningkat sedikit menjadi 10.191 ton, namun kemudian turun drastis pada 2023, dengan hasil hanya sebesar 8.169 ton.
Penyusutan lahan dan penurunan produksi ini menjadi perhatian serius DKPP Kota Blitar, mengingat pentingnya keberlanjutan sektor pertanian bagi masyarakat kota.