Blitar – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar kini fokus mengurangi tingkat pengangguran dan mencetak wirausahawan baru dengan menggelar serangkaian pelatihan. Pemkab Blitar melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) telah memulai berbagai program pelatihan kerja dan kewirausahaan dengan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar untuk meningkatkan keterampilan warga setempat.
Pemkab mengalokasikan anggaran ini untuk menyelenggarakan 11 pelatihan yang mencakup berbagai bidang keahlian. Latip Usman, Kepala Bidang Pelatihan Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Latprotrans) Disnaker Kabupaten Blitar, menyampaikan bahwa mereka telah menyelesaikan enam dari 11 pelatihan, sementara lima pelatihan lainnya masih dalam tahap persiapan.
“Anggaran ini berasal dari APBD dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), masing-masing sekitar Rp 1 miliar. Latip mengungkapkan bahwa mereka telah menggelar beberapa pelatihan, termasuk barista, digital marketing, konten kreator, make-up artist (MUA), dan teknisi AC. Saat ini, pendaftaran untuk semua pelatihan masih dibuka,” ujar Latip pada Rabu (23/10/2024).
Respon masyarakat terhadap program ini sangat positif, terbukti dengan antusiasme peserta yang mencapai lebih dari 100 orang di setiap sesi pelatihan. Pelatihan barbershop, yang didanai APBD, telah digelar di Kecamatan Wlingi dan Sanankulon dengan alokasi anggaran Rp 225 juta per kecamatan.
“Dalam perubahan APBD, kami mendapat tambahan anggaran sebesar Rp 600 juta untuk menyelenggarakan empat pelatihan lagi. Pelatihan tersebut mencakup patiseri, MUA, pengelolaan unggas, dan pengolahan minuman, dengan target 20 peserta per pelatihan,” tambah Latip.
Fasilitasi Sertifikasi dan Penempatan Kerja
Selain pelatihan, Disnaker juga menyediakan fasilitasi sertifikasi dan penempatan kerja, sehingga peserta dapat segera terserap ke pasar tenaga kerja. Disnaker bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk memastikan penempatan kerja bagi peserta yang telah menyelesaikan pelatihan, membuka peluang besar untuk mengurangi pengangguran di Blitar.
Instruktur pelatihan dihadirkan dari luar kota karena Blitar belum memiliki tenaga ahli bersertifikat. Misalnya, pelatihan MUA dibimbing oleh instruktur dari Surabaya, sedangkan pelatihan barista mendapatkan asesornya dari Tangerang.
“Kami berharap ke depan, melalui pelatihan ini, akan ada warga Blitar yang menjadi asesor bersertifikat. Dengan demikian, pelatihan di masa depan dapat memanfaatkan tenaga lokal,” pungkas Latip.