Blitar – Kota Blitar mencatat penurunan angka perkawinan yang signifikan dalam dua tahun terakhir. Data Kementerian Agama (Kemenag) Kota Blitar mengungkapkan tren ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk keputusan anak muda untuk menunda pernikahan.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Kemenag Kota Blitar, Purnomo, menyatakan bahwa meski penurunannya tidak drastis, tetap ada kecenderungan penurunan. “Ada penurunan dari tahun 2023, meskipun tidak signifikan,” ujar Purnomo pada 23 Oktober 2024.
Data Pernikahan 2023 dan 2024
Sejak awal tahun hingga September 2024, hanya tercatat 693 pernikahan di Kota Blitar. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 737 pernikahan. Menurut Purnomo, anak muda saat ini lebih realistis dalam mempertimbangkan aspek ekonomi sebelum memutuskan menikah.
Stabilitas ekonomi menjadi alasan utama banyak anak muda menunda pernikahan. “Jika kondisi ekonomi belum mapan, mereka biasanya menunda pernikahan,” kata Purnomo. Selain itu, isu kesehatan mental dan prioritas hidup yang semakin kompleks juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan mereka.
Adat istiadat Jawa turut berperan dalam menurunnya angka perkawinan di Kota Blitar. Pada bulan-bulan tertentu, masyarakat tidak diperbolehkan menggelar pernikahan, yang biasanya menyebabkan lonjakan pernikahan menjelang akhir tahun. “Orang Jawa punya kebiasaan tidak menikah pada bulan tertentu, tapi angka pernikahan meningkat lagi menjelang akhir tahun,” tambah Purnomo.
Adit, seorang pemuda dari Kecamatan Talun, memilih menunda pernikahan karena merasa belum siap secara ekonomi dan psikologis. “Saya fokus pada karir dan prioritas hidup, sambil menunggu kesiapan ekonomi,” ungkapnya.
Dengan berbagai alasan tersebut, anak muda di Kota Blitar semakin berhati-hati dalam memutuskan untuk menikah, menunggu hingga mereka benar-benar siap.