Kediri – Sebuah aksi dramatis terjadi di Dusun Kademangan, Desa Kayenlor, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, ketika anggota Pasukan Pemadam Kebakaran (Damkar), Supriyadi, berjuang menghadapi buaya ganas sepanjang 3 meter. Meskipun sudah berusaha keras untuk mengikat buaya tersebut dengan tali tampar, namun upaya Supriyadi selalu bertepuk sebelah tangan karena buaya itu terus mengibas-kibaskan ekornya dengan liar.
Keadaan semakin rumit karena buaya tersebut berada di dalam rumah milik Sahel Ngabey, 49 tahun, dengan lokasi yang sempit di dekat sumur dan jedingan yang hanya setengah meter lebarnya. Sahel sendiri mengaku bahwa buaya itu adalah milik kakaknya dan dirawatnya sejak dibeli dari komunitas reptil. Namun, karena kesulitan dalam merawat dan kekhawatiran akan bahaya bagi warga sekitar, buaya tersebut akhirnya dievakuasi.
Proses evakuasi pun tidak mudah. Diperlukan waktu satu jam hanya untuk mengikat buaya ke batang bambu sebelum akhirnya berhasil diangkut oleh mobil milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Kepala Dusun Kademangan, Bobby Adetama, membenarkan bahwa warga sekitar memang merasa takut dengan keberadaan buaya tersebut.
Menurut Sahel, meskipun buaya itu sebenarnya milik kakaknya, namun dirawatnya oleh Sahel sendiri sejak dulu. Kekhawatiran Sahel semakin bertambah karena kondisi kandang buaya yang tidak memenuhi syarat dan risiko bahaya bagi keluarganya, terutama ibunya yang sudah tua dan tidak bisa berlari.
Setelah mengikat buaya tersebut dengan susah payah, petugas Damkar akhirnya menunggu kedatangan tim dari BKSDA untuk mengambil alih penanganan selanjutnya. Buaya akhirnya berhasil diamankan dan diserahkan kepada BKSDA untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan berakhirnya drama tersebut, warga sekitar dapat bernapas lega karena tidak lagi harus merasa was-was dengan keberadaan buaya yang mengancam keselamatan mereka.