Tulungagung – Terminal Tipe A Gayatri menjadi pusat perhatian saat puluhan unit kendaraan umum dan para sopir bus disasar oleh tim gabungan dalam kegiatan ramp check yang digelar pada Rabu (3/4/2024). Tindakan ini diambil dalam upaya meminimalkan risiko kecelakaan lalu lintas selama musim mudik Lebaran.
Petugas gabungan, yang melibatkan unsur Polri, Dishub, BNN, Dinkes, satuan pelayanan terminal, serta beberapa pihak terkait, memulai inspeksi sejak pukul 9.00 pagi. Segala aspek dari kendaraan dan kesehatan sopir diperiksa dengan cermat.
“Kami telah memeriksa total 16 unit bus dan 16 sopir. Selain pemeriksaan administratif dan teknis, kami juga memeriksa kondisi kesehatan para sopir,” ungkap Kasat Lantas Polres Tulungagung, AKP Jodi Indrawan.
Para sopir juga diminta untuk menjalani tes urine sebagai langkah preventif terhadap penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Meskipun secara umum pelaksanaan ramp check dinilai baik, petugas menemukan dua sopir yang mengalami tekanan darah tinggi.
“Dua sopir rute Blitar-Lampung memiliki tekanan darah tinggi. Mereka diberi obat oleh petugas medis sehingga dapat melanjutkan perjalanan,” tambah Jodi.
Wassatpel Terminal Tipe A Gayatri Tulungagung, Yono, menjelaskan bahwa pihaknya melakukan pemeriksaan kelengkapan administratif dan teknis terhadap kendaraan dan sopir. Kelengkapan teknis seperti lampu, wiper, spion, dan tekanan ban menjadi fokus pemeriksaan.
“Dalam pemeriksaan kemarin, kami menemukan satu kekurangan yaitu baut ban belakang yang terlepas pada satu unit bus. Kami memberikan surat penundaan perjalanan, dan setelah dilengkapi, sopir diberikan surat laik jalan,” ungkapnya.
Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kabupaten Tulungagung, Suroso, menyoroti masalah penyalahgunaan obat terlarang di kalangan sopir, terutama dalam upaya doping. Dia menekankan perlunya tindakan preventif untuk mengatasi penggunaan obat-obatan terlarang selama Ramadan.
“Penyalahgunaan obat untuk doping cukup marak di kalangan sopir. Karena volume bus meningkat selama arus mudik, tidak menutup kemungkinan adanya penyalahgunaan. Yang paling sering adalah jenis sabu,” jelasnya.
Suroso menambahkan bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan secara berkala. Saat ini, BNN sedang melakukan pemetaan untuk menentukan lokasi rawan transaksi atau penyalahgunaan narkoba.
“Masih banyak sopir yang belum diuji. Kami akan mengembangkan kegiatan ini berdasarkan pemetaan BNN. Kami akan hadir di pos-pos atau tempat yang dicurigai sebagai lokasi transaksi atau penyalahgunaan narkoba,” tandasnya.