Blitar – Minggu (25/2/2024) sore, jembatan darurat yang menjadi penghubung vital antara Dusun Jambangan dan Dusun Kedungsuru di Desa Dawuhan, Kabupaten Blitar, roboh terkena dampak luapan sungai.
Jembatan darurat, berpanjang sekitar 20 meter dan terbuat dari bambu, menjadi jalur utama bagi warga di kedua dusun tersebut. Ketua RT 17 Dusun Jambangan, Agus Hariyanto, mengungkapkan bahwa kejadian terjadi setelah hujan deras mengguyur lokasi selama satu jam, yang membuat sungai meluap membawa material lumpur dan sampah.
“Tiang jembatan darurat tidak mampu menahan tekanan air sungai yang membawa lumpur dan sampah tersebut, sehingga akhirnya jembatan roboh,” ujarnya.
Jembatan darurat ini baru saja dibangun sekitar lima bulan yang lalu oleh warga setempat sebagai jalur alternatif selama pembangunan jembatan utama di Desa Dawuhan. Proyek pembangunan jembatan utama dimulai pada tahun 2023 dan diharapkan selesai tahun ini, menggantikan jembatan yang rusak sejak tiga tahun lalu.
Sementara menunggu pembangunan jembatan utama selesai, jembatan darurat menjadi jalur utama bagi warga untuk mencapai Kademangan dengan jarak yang lebih dekat. Tanpa jembatan darurat, warga Dusun Kedungsuru harus berputar sejauh 10-15 kilometer untuk mencapai jalur utama.
“Jembatan darurat ini menjadi jalur penghubung paling dekat menuju jalur utama Kademangan. Kalau tidak ada jembatan darurat, warga harus memutar sejauh 10-15 kilometer,” jelas Agus.
Saat ini, warga masih menunggu keputusan mengenai perbaikan jembatan darurat yang roboh tersebut. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah melakukan peninjauan di lokasi, sementara informasi terbaru menyebutkan bahwa pembangunan jembatan utama diperkirakan akan selesai sebelum lebaran tahun ini.
