Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Peristiwa

Empat Santri Ditangkap Terkait Kematian Teman di Pondok Pesantren, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan!

72
×

Empat Santri Ditangkap Terkait Kematian Teman di Pondok Pesantren, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan!

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kediri, 27 Februari 2024 – Kejadian tragis di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, menimbulkan kehebohan setelah empat santri ditangkap oleh Aparat Kepolisian Resor Kediri Kota terkait kematian teman mereka yang diduga karena dianiaya.

Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, mengonfirmasi bahwa langkah penangkapan tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan keluarga korban, meskipun laporan itu datang dari Banyuwangi. Tim Polres Kediri Kota tidak segan-segan melakukan penyelidikan dengan melakukan olah tempat kejadian perkara serta memeriksa sejumlah saksi.

Example 300x600

“Berdasarkan laporan dan hasil penyelidikan, kami menetapkan empat tersangka dan mereka saat ini telah ditahan untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” ujar Bramastyo Priaji.

Keempat tersangka adalah MN (18) dari Sidoarjo, MA (18) dari Kabupaten Nganjuk, AF (16) dari Denpasar, Bali, dan AK (17) dari Surabaya. Korban yang berusia 14 tahun, dengan inisial BM, berasal dari Banyuwangi.

“Kami masih terus menyelidiki kasus ini, termasuk meminta keterangan dari pihak pesantren serta dokter yang menangani jenazah,” tambah Bramastyo Priaji.

Dilaporkan bahwa kejadian penganiayaan terjadi berulang kali, diduga karena adanya kesalahpahaman di antara para santri tersebut.

“Pihak pesantren juga turut kami dalami peranannya dalam kasus ini. Yang pasti, kami telah menetapkan empat tersangka,” ungkap Bramastyo Priaji.

Kematian santri tersebut terjadi pada Jumat (23/2) dan dilaporkan ke Polsek Glenmore, Banyuwangi, pada Sabtu (24/2). Keempat pelaku dihadapkan pada pasal 80 ayat 2 tentang perubahan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Dalam pernyataannya, pengasuh pesantren, Gus Fatihunada, mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Dia baru mendapat laporan bahwa santrinya meninggal dunia dan berusaha membantu proses pemakaman di Banyuwangi.

“Saya tidak sempat melihat kondisi santri tersebut karena kesibukan mengurus ambulans dan persiapan keberangkatan ke Banyuwangi,” ujar Gus Fatihunada.

Ketika tiba di rumah duka, Fatihunada terkejut melihat kondisi tubuh santri yang memar dan wajahnya bengkak, sehingga mengundang rasa simpati yang mendalam.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *