Kediri – Puluhan warga Desa Margourip, Ngancar, Kabupaten Kediri, menggelar aksi protes di kantor desa setempat terkait aktivitas truk pasir yang merusak jalan mereka. Demo ini merupakan bentuk penolakan terhadap keberadaan truk pasir yang selama ini sering lalu lalang di desa mereka.
Koordinator aksi, Bani, menyampaikan bahwa jalan desa yang sering dilalui truk pasir telah rusak parah. Selain itu, aktivitas truk pasir yang berlangsung selama 24 jam juga dianggap mengganggu istirahat warga dan telah menyebabkan kecelakaan fatal.
“Sudah 15 tahun kami menahan diri dengan masalah ini. Namun jalan rusak dan kecelakaan yang menelan korban jiwa membuat kami tidak bisa diam,” ujar Bani pada Rabu (7/2/2024).
Sutikno, seorang perangkat desa setempat, menjelaskan bahwa kecelakaan tabrak lari yang menimpa Warsito, seorang warga setempat pada Senin, 20 November 2023, menjadi salah satu titik penting dalam protes warga. Warsito tewas setelah tertabrak oleh truk pasir, dan sampai saat ini tidak ada yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Kepala Desa Margourip, Riyadi, mendukung aksi protes warganya. Menurutnya, jalan tersebut tidak dirancang untuk kendaraan berat seperti truk pengangkut pasir.
“Kami sepakat dengan tuntutan warga untuk keadilan. Selama ini kami terus menerima tekanan terkait masalah jalan desa,” ungkap Riyadi.
Sementara itu, Luka Fardani, penasihat hukum warga Desa Margourip, menjelaskan bahwa aksi protes warga adalah respons terhadap rencana demonstrasi yang akan dilakukan oleh para sopir truk.
“Warga merasa geram karena rencana para sopir truk untuk melakukan aksi. Mereka hanya ingin kenyamanan tanpa gangguan,” jelas Luka.
Para warga juga menolak rumor tentang penutupan total jalan desa, yang sebenarnya hanya merupakan penolakan terhadap truk pasir. Truk-truk pengangkut pasir tersebut berasal dari Kabupaten Blitar, dan dalam kesepakatan sebelumnya, para sopir truk telah menyetujui pengalihan jalur transportasi melalui wilayah Blitar pada Januari 2024.